Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Jumat, 18 November 2011

Ganggang api (Pyrrophyta)


GANGGANG API
(Pyrrophyta)

1.      Gambaran Umum Phyrophyta
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil A,C2 dan pirimidin, sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis.
Pyrophyta disebut juga dinoflagellata dimana tubuhnya tersusun atas satu sel, memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif serta habitat di laut bersifat fosforesensi yaitu memiliki fosfor yang memancarkan cahaya, yang kemampuannya disebut bioluminescent (dapat menghasilkan cahaya sendiri). Nama dinoflagellata berasal dari gerakan berputar dari sel swimming. Meskipun kebanyakan dinoflagellata adalah flagellata uniselular, koloni dari sel flagellata, sel non-flagellata, pengumpulan palmelloid, dan filamen telah diketahui. Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak.
Ciri-ciri alga api yaitu sebagai berikut :
a.       Alga yang termasuk alga api ini disebut dinoflagellata.
b.      Tubuh tersusun atas satu sel memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif.
c.       Di sebelah luar terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel.
d.      Berkembangbiak dengan membelah diri.
e.       Kebanyakan hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar.

2.      Morfologi
Pyrrophyta merupakan alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan, berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil A,C2 dan piridinin, sementara yang lain memiliki klorofil A,C1,C2 dan fucosantin) yang dapat berfotosintesis. Hanya dinoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis.
Alga api ini berbentuk sel tunggal dan bentuk filamennya bercabang. Anggota yang memiliki dinding sel terdiri dari selulosa dan lempeng-lempeng. Contoh : Glenodinium dan Peridinium terdapat lekukan pada tubuh selnya.
selain itu terdapat butir-butir kromatin yang berupa untaian (hal ini merupakan ciri khas dari alga api).
Dikelompokkan sebagai protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c, tetapi tidak mempunyai klorofil b pigmen xantofil yang khas yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan warna coklat atau warna coklat emas.
Pyrrophyta memiliki alat gerak berupa flagel sebanyak 2 buah, satu buah melingkar sedangkan satu lagi berada dibagian posterior. Ada juga falgel yang terletak di bagian lateral. Bila flagel yang melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan bila flagel bagian posterior yang bergerak maka sel akan maju.
Pyrrophyta bersifat fotoautotrof atau heterotrof, sebagai saprofit, parasit, hidup bersimbiosis atau holozoik. Karakteristik organisme ini dari eukariotik lainnya adalah tetap memadatnya kromosom pada semua stadia sehingga dikenal dengan sifat mesokariotik.
Yang paling umum dinoflagellata fosil yaitu dalam bentuk kista. Namun, beberapa spesies memiliki kista dinding sel terbuat dari selulosa, yang tidak menjadi fosil. Spesies yang menjadi fosil biasanya memiliki dinding yang terbuat dari bahan yang mirip dengan sporopollenin.

3.      Struktur Sel
Pembagian pyrrophyta dalam 2 golongan berdasarkan pada ada tidaknya penutup sel (ampiesma) yaitu yang telanjang (unarmored) dan mempunyai penutup sel (theca). Pada theca terdapat pelat-pelat seperti baja dengan komponen utama sellulosa. Jumlah dan letak pelat digunakan sebagai dasar dalam pemberian nama Peridinium.
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang mengandung pigmen karetinoid.
Tubuh dinoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan cincin yang sederhana dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah posterior.
Sel Dinoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri yaitu apical  dan precingular. Pada beberapa genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada permukaan dorsal dengan 1-3 pelat interkalar anterior . Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal yaitu cingular dan antapikal juga sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior.
 









Beberapa spesies yang termasuk dalam divisi pyrrophyta yaitu :







Gambar spesies yang termasuk pada divisi Pyrrophyta
Gymnodinium merupakan contoh Dinoflagellata yang tubuhnya tidak tersusun oleh pelat-pelat. Banyak dijumpai hidup di air tawar dan air laut, merupakan dinoflagellata yang cingulumnya terletak di tengah-tengah dan melingkari sel dengan sempurna dan berakhir pada permukaan ventral.
Ceratium hidup di air laut ataupun air tawar, mempunyai tiga prosesus dinding sehingga berbentuk seperti terompet, yang satu pada akhir tubuh, sedang yang dua ditempat tubuh lain yang tidak digunakan untuk berlabuh. Histiophysis mempunyai bentuk seperti kendi dan Ornithocercus mempunyai bentuk seperti layar atau sayap.
4.      Habitat dan Ekologi
Pyrrophyta berasal dari lautan (dominan) tetapi ada beberapa ratus spesies yang lain yang berada di air segar. Pyrrophyta memiliki variasi nutrisi yang besar dari autototropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat vertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain.
Mayoritas dari dinoflagellata berasal dari lautan, tetapi ada beberapa ratus spesies yang lain yang berada di air segar. Dinoflagellata adalah komponen yang penting dari plankton, khususnya pada kondisi hangat sebagai penambahan, beberapa spesies adalah benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik. Dinoflagellata memiliki variasi nutrisi yang besar, dari ragenutu tropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat juga invertebrata parasit dan ikan atau alga phagocyt yang lain. Dinoflagellata yang memiliki sistem fotosintesis dan membutuhkan vitamin disebut autotrop dan yang membutuhkan energi disebut heterotrop.
Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagellata mungkin akan menghasilkan warna coklat atau merah dimana perubahan wama air disebut red tide. Red tide biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa dinoflagellata menghasilkan red tide adalah Luminescent, spesies lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air atau terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan atau menyebabkan keracunan manusia yang makan makanan yang terkontaminasi oleh moluska atau ikan.
Red tide merupakan blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel per liter. Red tide dapat menyebabkan:
a)      Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodiscus brevis.
b)      Kematian invertebrata jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium dan Cochlodinium.
c)      Kematian organisme laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish poisoning, jika yang blooming adalah Gonyaulax.
Penyebab dari berkembangnya dinoflagellata umumnya berhubungan dengan kondisi lokal.

5.      Reproduksi
Pyrrophyta memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu secara aseksual dan seksual.
a.       Secara Aseksual
Yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak. Jika sel memiliki panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing – masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
Dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel dengan sel anak mendapatkan sebagian dari sel induk (sel anak yang membentuk dinding baru). Contoh : Peridinium.
b.      Secara Seksual
Dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain.
Sporik, yaitu dengan zoospora contohnya Gloeonidium dan aplanospora (contohnya Gleonodinium).
Di antara protista, siklus hidupnya dapat berupa :
·         Haplontic, di mana vegetatif (yaitu pakan dan asexually aktif mereproduksi) adalah sel haploid, yang menjadi satu-satunya zigot sel diploid dalam siklus hidup.
·         Sel vegetatif adalah diploid, yang gamet menjadi satu-satunya sel haploid dalam siklus hidup.
·         Diplohaplontik, di mana ada selingan dari diploid dan vegetatif generasi haploid.























Reade more >>